nusakini.com--Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjadi keynote speaker pada acara Mandiri Investment Forum 2017 dengan tema: “Indonesia Outlook: What Could the Government Do More to Attract Private Investment” di hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (8/2).   

Dalam pidatonya, Menkeu mengatakan bahwa perekonomian Indonesia berhasil mempertahankan kinerja yang baik dengan rata-rata pertumbuhan selama 10 tahun terakhir tumbuh sebesar 5,6%, lebih baik dibandingkan negara berkembang lainnya di tengah situasi global yang tidak menentu.   

"Indonesia memiliki ketahanan yang luar biasa dalam mempertahankan pertumbuhan. Kinerja pertumbuhan dalam 10 tahun terakhir adalah 5,6% dan jika Anda membandingkan negara-negara berkembang lainnya, Indonesia berkinerja baik di bawah China dan India," ungkapnya. 

Dari sisi permintaan di tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuat dan berkesinambungan meskipun masih didominasi oleh konsumsi domestik dimana itu tidak salah. Banyak negara berpenghasilan menengah-atas juga mengandalkan konsumsi sebagai mesin pertumbuhannya. 

"Komposisi permintaan Indonesia masih didominasi oleh konsumsi, meskipun tidak salah. Banyak negara-negara lain seperti negara-negara berpenghasilan tinggi-menengah, mesin pertumbuhan mereka sebenarnya dari sektor konsumsi dan untuk Indonesia juga masih sama, "jelasnya. 

Dalam rangka menarik investor untuk berinvestasi di Indonesia, sangat penting memperhatikan resiko tantangan global dan mempergunakan APBN sebaik mungkin sebagai instrumen perbaikan kesejahteraan. Oleh karena itu, pemerintah memberi perhatian kepada reformasi pajak, pemerataan, transfer daerah, defisit utang terhadap PDB, pembangunan infrastruktur serta investasi terhadap aset Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan. 

Forum ini dihadiri 600 investor dan pelaku bisnis. Beberapa regulator yang hadir antara lain Menteri Koordinasi Perekonomian Darmin Nasution, Menteri BUMN Rini Soemarno, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Barekraf) Triawan Munaf, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong. (p/ab)